SAPU LIDI NEK IJAH
Hari itu kami bersih-bersih setelah hampir 3 hari banjir melanda tempat kami. Semua keluarga ikut membantu, tidak terkeculi si kecil. Dia mengeluarkan sepeda kesayangannya yang penuh dengan lumpur. Membawanya ke halaman dan mulai menyiramkan air menggunakan ember dan gayung yang sengaja ku sediakan. Listrik masih belum menyala, kami belum bisa menggunakan pompa untuk menyedot air dari sumur. Suami membuka tutup sumur dan megambil airnya untuk bersih-bersih. Aku sendiri membersihkan perabot dan lantai yang penuh dengan lumpur. Nissa anak tertuaku membersihkan sampah yang menumpuk dibelakang. Sampah yang datang bersama air sungguh tidak sedap dipandang. Berbagai jenis sampah ada disana, dari mulai kayu, sandal, sepatu, baju bahkan bangkai binatang. “Mah…. Sapu lidi kemana? Kok gak ada, apa mungkin terbawa air ya …?” Nissa berteriak dari belakang. Segera kuhentikan pekerjaanku. Melangkah ke garasi dan mencari sapu lidi yang dibutuhkan Nissa. Beberapa sapu tersimpan di sana. Aku