KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2

 

PENDIDIKAN SOSIAL DAN EMOSIONAL MODUL  2.2



Kecerdasan Intelektual  (Intelligence Quotient / IQ) merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang  dalam menalar, memecahkan masalah, memahami gagasan, menggunakan Bahasa, berpikir atau merencanakan sesuatu. Kemampuan ini selalu menjadi indikator kemampuan seseorang, bahkan menjadi penentu kecerdasan seseorang.

Kecerdasan emosional (Emosional Quotient /EQ) adalah kecerdasan yang berkembang seiring pertumbuhan psikis anak. Perkembangan ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, keterampilan dalam mengelola emosi dan hubungan dengan orang lain.

Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir yang menjadi penentu kecerdasan anak adalah IQ dimana jika anak memiliki IQ tinggi maka anak itu cerdas dan mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka dan logika. Anak dengan IQ tinggi memiliki keunggulan dalam mengerjakan persoalan yang membutuhkan analisis data matematik. Nilai IQ ini merupakan kecerdasana bawaan sejak lahir.

Namun setelah mempelajari modul ini ternyata ada kecerdasan lain yang tidak bisa dipisahkan. IQ kini bukan lagi menjadi satu-satunya indikator kecerdasan anak. Kecerdasan emosional (EQ) merupakan kecerdasan yang jika dimiliki anak, maka akan unggul dalam hal sosialisasi. Rasa empati tinggi akan membuat anak mudah dekat dengan orang-orang di sekitarnya dan lebih berpotensi menjadi pemimpin yang baik.

Pembelajaran sosial emosional merupakan metode yang dapat membantu anak dalam mengembangkan kesadaran diri, pengendalian diri dan keterampilan interpersonalnya. Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas di sekolah yang memungkinkan anak dan orang dewasa untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial emosional agar tercipta:

1.     Kesadaran diri (Self Awareness) yaitu kemampuan dalam mengenali emosi, pikiran, nilai dan diri sendiri secara tepat sehingga memiliki tingkat kesadaran untuk mengenali keterkaitan antara perasaan, Tindakan dan pikiran.  Mengenali kekurangan dan kelebihan dirinya sehingga percaya diri dan memiliki rasa optimis yang kuat.

 

2.     Pengelolaan diri (Self Manajemen) berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diberbagai situasi, menangani stress, mengontrol diri dan bertahan saat mengadapi tantangan.

 

3.     Kesadaran social (Social awareness) kemampuan yang berkaitan dengan empati, anak yang memiliki empati tinggi akan mampu memahami, menghormati dan menempatkan diri pada posisi orang lain yang memiliki latar budaya yang berbeda.

 

4.     Keterampilan berelasi (Realtionship Skill) yaitu kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan orang lain. Anak yang pandai berkomunikasi akan memiliki banyak hubungan dengan orang lain dari berbagai latar belakang atau budaya yang berbeda.

 

5.     Membuat keputusan yang bertanggung jawab (Responsible Decisioan making) kompetensi ini berkaitan dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

Dari ke 5 kompetensi ini yang menjadi dasar  yang penting yang bisa diterapkan dalam  Pendidikan social emosional di sekolah adalah:

1.     Pendidikan social emosional ini bisa diterapkan dan terintegrasi dalam praktek pembelajaran di kelas. Sehingga anak-anak mendapatkan pengetahuan tentang materi Pelajaran sekaligus Pendidikan social emosional dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

 

2.     Terciptanya iklim dan lingkungan belajar yang aman, nyaman, sehat dan bahagia agar seluruh komunitas sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (Well being) secara optimal.

 

3.     Memperkuat kemampuan guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensi social emosional sehingga terjalin kolaborasi, hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat dengan langkah-langkah antara lain:

a.      Menjadi tauladan

b.     Belajar untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kompetensi social emosional

c.      Berkolaborasi sehingga tercipta komunitas yang solid dan Tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan di sekolah.

Adapun perubahan yang ingin saya terapkan di kelas atau di sekolah dalam Upaya meningkatkan kompetensi social dan emosional adalah:

1.     Penggunaan Teknik STOP dikelas saat pembelajaran tertentu.

Teknik STOP singkatan dari Stop, Take a deep breath, observe dan proceed, merupakan Teknik sederhana untuk berlatih mindfulness (kesadaran penuh) dengan cara berlatih menyadari napas. Dimana siswa diajak untuk:

a.      Menghentikan aktivitas sejenak, kemudian meminta mereka mengambil posisi yang nyaman, baik duduk atau berdiri (Stop).

b.     Menarik napas dan mengeluarkan perlahan sebanyak 2-3 kali (Take a deep breath)

c.      Mengamati apa yang dirasakan tubuh (Observe)

d.     Melanjutkan Kembali pembelajaran dengan perasaan yang lebih tenang (Proceed)

 

2.     Penggunakan Teknik POOCH dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang bisa diterapkan oleh siswa maupun guru dan teman sejawat.

POOCH singkatan dari Problem, Options, Outcomes dan Choices. Teknik ini penting untuk dipelajari karena akan membantu guru maupun anak dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Teknik ini berawal dari :

1.     Adanya masalah yang dihadapi yang harus dipecahkan dan dicari jalan keluarnya (Problem).

2.     Mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah (Options)

3.     Menentukan hasil dengan konsekuensi dari keputusan yang diambil (Outcomes)

4.     Menentukan pilihan dari berbagai alternaif dan konsekuensinya (Choices).

Dengan menggunakan Teknik POOCH seluruh komunitas sekolah akan mampu melakukan refleksi terhadap proses berjalannya keputusan yang sudah diambil sehingga akan lebih bijaksana dan berhati-hati dalam mengambil keputusan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A. MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

SEGITIGA RESTITUSI