BAHAYA KOPI DAN ROKOK


Pagi itu seusai sholat subuh, aku langsung menuju tempat kerja utamaku ..dapur. Menyiapkan sarapan pagi untuk  anak-anak dan suami tercinta.

Sedang asyiknya dengan penggorengan, suamiku berteriak meminta di buatkan kopi. Aku bilang sarapan saja sebentar lagi masakanku matang.

Rupanya suamiku tak mau menunggu dia tetap dengan keinginannya ... kopi. Akupun segera mengambil panci dan memasak air. Suamiku gak mau air panas dari dispensenser dia bilang kurang panas wangi kopinya jadi kurang beraroma.

Sesaat setelah air matang, aku tuangkan ke gelas yang sudah berisi kopi. Ku aduk dan kubawa kedepan. Tak lupa tangan kiriku meraih tombol kompor dan mematikan apinya.

Kulihat suamiku duduk di teras sambil membaca pesan wa. Tangan kirinya memegang rokok yang sakarnya sudah panjang dan hampir jatuh kelantai.

Aku menyimpan kopi tepat di depannya. Kubilang jangan sampai lantai kotor oleh abu rokok yang sudah hampir jatuh. 

Suamiku segera membuang  sakar rokok ke sebuah kaleng bekas sarden ukuran paling kecil. Bukan tak mau membelikannya asbak. Itu hanya bentuk protes agar suamiku berhenti merokok.

Aku kembali ke dapur melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Tiba-tiba suamiku berteriak "Mah... Ini kopi apa? rasanya kok begini...". Aku segera berlari ke depan. Aku merasa tidak ada yang salah. Kopinya masih kopi yang biasa di minum suamiku.

Kulihat suamiku masih asyik dengan hp-nya. Tangan kirinya masih menggenggam rokok yang sudah pendek. Kulihat kopi di meja. Aku hanya tersenyum. "Pantas saja gak enak, Abah ngopi campur abu rokok", sambil kembali ke dapur....

Selamat beraktifitas jangan lupa bahagia..😄



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETIA SELAMANYA

Guru dan Media sosial