SURAT KALENG

 

Tangan ani bergerak mengambil gulungan kertas dilantai. Kertas itu dilemarkan seseorang dari belakang. Beberapa temanya tersenyum melihat ani kesulitan mengambil kertas yang tersangkut di ujung kursi. Sementara bu guru masih mencoba menjelaskan materi pelajaran.  Ani membuka gulungan kertas tersebut dengan penasaran. Tulisan itu berisi ajakan untuk bertemu setelah sekolah usai.

Ani hanya terdiam dia mencoba mencari tahu siapa yang menulis surat tersebut. Berusaha menengok ke belakang namun semuanya seperti tidak terjadi apa-apa. Mereka serius mendengarkan penjelasan bu guru. Ani meremas surat itu kemudian menyimpannya kedalam tas. Nita teman sebangkunya bertanya isi surat yang disimpan ani. Ani hanya menggeleng dan bilang itu hanya tulisan iseng yang dibuat seseorang untuk mengganggu konsentrasinya belajar.

Siang itu setelah jam pelajaran usai Ani segera pulang. Disimpannya tas dan segera menuju ruang makan. Namun belum sempat sendok itu masuk mulutnya seseorang mengetuk pintu dan memanggil namanya. Ani segera bangkit dan membuka pintu. Wawan teman sekelasnya datang. Dia hendak meminjam catatan yang tadi belum sempat ditulisnya.

Ani segera mengambil catatan dan memberikannya kepada wawan dan meminta dia untuk segera mengembalikan  apabila sudah selesai. Wawan berjanji untuk segera mengembalikan catatan tersebut. Namun sebelum pulang dia bertanya tentang secarik kertas yang tadi Ani terima di sekolah. Ani hanya tersenyum dan menjawab kalo itu tulisan orang iseng yang ingin mengganggunya. Wawan hanya mengangguk, kemudian segera pamit pulang.

Esoknya hal yang sama di terima Ani. secarik kertas dilempar seseorang dari belakang. Pas mengenai kepalanya. Ani segera mengambil dan membacanya. Masih tulisan yang sama. Ani benar-benar penasaran siapa sebenarnya yang ingin menemuinya sepulang sekolah nanti.

Ani berbisik pada Nita untuk menengok ke belakang dan mencari tahu siapa yang sudah membuat surat kaleng tersebut. Nita melirik ke belakang, tapi semuanya tidak ada yang mencurigakan. Berbisik Nita memberitahu kalau dia tidak melihat  seseorang yang dicurigai. Ani hanya terdiam dia mulai berpikir kira-kira siapa orang tersebut. Dari semua teman-temannya tidak ada satupun yang Ani curigai. Mungkin ini hanya kerjaan iseng teman-temannya saja.

Usai sekolah Ani bergegas pulang. Namun rasa penasaran itu terus mengganggunya. Siapa sebenarnya yang mengajak dia bertemu dikantin setelah  usai jam sekolah. Ani pun membelokan langkahnya menuju kantin. Dilihatnya beberapa anak di sana. Namun tidak ada satupun yang dia kenal. Mereka kebanyakan anak-anak IPA.

Ani berbalik dan meneruskan langkahnya. Namun tiba-tiba seseorang menepuknya dari belakang. Ani segera menengok dan ternyata itu Wawan teman sekelasnya. Wawan hanya ingin mengembalikan catatan yang dia pinjam kemarin. Mereka pulang bersama. Ani berusaha bertanya kepada Wawan kira-kira siapa yang sudah memberi surat kaleng kepadanya.

“Mungkin ada seseorang yang suka denganmu.” Jawab Wawan hanya tersenyum.

“Mungkin juga, tapi aku yakin, dia tidak serius dia pasti hanya ingin menggangguku.” Jawab Ani kesal.

 “Lihat saja nanti, aku akan memberi pelajaran buat dia.” Lanjut Ani sambil mengepalkan tangannya.

Pagi itu Ani  tiba di sekolah. Berjalan menuju kelasnya dan segera menyimpan tas  di kursinya. Kemudian keluar segera menuju ruang OSIS. Nayla sahabatnya yang tergabung di OSIS sudah menunggu di sana. Mereka bicara sebentar setengah berbisik seolah tidak mau terdengar oleh orang lain. Mereka segera bertukar tas. Bel pelajaran berbunyi, Nalya dan Ani segera berlari ke kelas. Sambil menunduk mereka duduk ditempatnya masing-masing.  Pelajaran pertama dari pak Imran segera di mulai. Semua anak terlihat antusias maklumlah pak Imran guru favorite di sekolah.

Tiba-tiba seseorang melempar kertas tepat ke kursi Ani yang diduduki oleh Nayla. Ani memperhatikan darimana kertas itu dilempar. Dan ternyata sungguh diluar dugaan Wawan yang melemparkan kertas itu. Untuk sesaat Ani terdiam, dia tidak menyangka kalau Wawan yang melakukan itu. Nayla melirik ke Ani yang duduk ditempatnya, matanya memberi isyarat. Ani mengangguk dan kembali fokus mengikuti pelajaran ak Imran.

Bel istirahat berbunyi. Ani dan Nayla sudah duduk di ruang OSIS. Nayla memberikan secarik kertas yang tadi di lempar Wawan. Ani segera membukanya.

“Ani, hari ini aku ingin memberitahu siapa sebenarnya orang yang selalu memberimu surat kaleng. Kalau kamu mau, aku tunggu pulang sekolah di gang masuk ke rumah kamu.” Itulah isi surat yang di lempar Wawan.

“Sudah jelas siapa orang yang melemparnya?” tanya Nayla. Ani mengangguk.

“Ya … aku sudah tahu siapa dia, terimaksih Nay, tapi aku masih bingung apa maksud Wawan melakukan itu padakau.” Jawab Ani.

“Sudah jelas kalau Wawan suka sama kamu, apa kamu juga suka sama dia?” Nayla menatap Ani.

“Aku tidak tahu, dia baik, tapi aku tidak punya perasaan apapun padanya.” Jawab Ani menarik napas panjang.

“Kalau Wawan menyatakan perasaannya, kamu tinggal jawab sesuai perasaanmu, jangan merasa tidak enak, ingat kebohongan hanya akan melukai hati Wawan dan kamu juga pasti merasa tidak nyaman.” Saran Nayla sambil menepuk pundak Ani.

“Baiklah aku akan melakukan itu, semoga saja Wawan bisa mengerti.” Sambil tersenyum dia kembali meminta tasnya dan menukar isinya. Kini dia lega setidaknya dia punya jawaban jika Wawan menembaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru dan Media sosial

SETIA SELAMANYA

BAHAYA KOPI DAN ROKOK