SUP UNTUK AZIS



Elsa menatap Azis adiknya. Keringat terlihat membasahi kening adiknya itu. Azis makan dengan lahap. Sayur sop yang diberikan oleh tetangganya terasa begitu nikmat. Mungkin karena beberapa hari ini dia tidak makan sayur.

Dua hari yang lalu ibunya dibawa satgas covid ke Rumah sakit untuk di isolasi. Sementara ayahnya bekerja di kota dan tidak berani pulang karena takut di isolasi. Ayahnya berpikir jika dia pulang kemudian di isolasi siapa yang akan menghidupi Elsa dan adiknya. Dengan terpaksa dia membiarkan Elsa dan kedua adiknya di rumah.

“Jangan dihabiskan semua Zis, sisakan buat nanti sore.” Elsa mengambil mangkok sayur dan menyimpannya ke dalam tutup saji.

“Tapi kak… Azis masih pengen makan.” Pinta Azis sambil menyodorkan piringnya.

“Ya… tapi jangan dihabiskan, biar nanti sore kita masih bisa makan.” Elsa mengambil beberapa sendok sayur  dan dituangkannya ke dalam piring Azis.

Terdengar suara pintu terbuka. Elsa dan Azis menatap pintu dengan cemas. Mereka selalu ketakutan jika ada yang datang. Dia takut kalau yang datang satgas covid dan membawa mereka ke tempat isolasi.

“Makanan dari siapa itu?” Yunus kakaknya masuk, tangannya membawa beberapa ekor ikan hasil memancing.

“Dari tetangga, tadi ada yang ngasih.” Elsa menjawab sambil meneruskan makannya.

“Masih ada tidak, boleh kakak minta?” Yunus membuka tutup saji

“Boleh… jangan dihabiskan semua, buat Azis makan nanti sore.” 

“Ya sudah kakak bakar ikan saja.” Yunus tak tega menghabiskan sayur sop yang tinggal sedikit. Azis adiknya memang sangat suka sayur itu.

Yunus segera ke dapur untuk membersihkan ikan dan membakarnya. Memancing di sungai, Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan adik-adiknya. Biasanya jika keadaan tidak seperti ini dia membantu ayahnya berjualan makanan di pasar. Tapi semenjak wabah covid hadir, orang-orang tidak mau ke pasar, mereka lebih seneng belanja secara online.

Yunus dan ayahnya berusaha menyediakan makanan dengan cara online, tapi terkendala oleh ponsel yang selalu berebut dengan adiknya yang juga sekolah online. Akibatnya para pelanggan mengeluh karena pesanan terlalu lama di kirim. Ayahnya memutuskan untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Jika kebetulan ada dia segera mengirimkan uang untuk kebutuhan rumah.

Saat ini uang yang ditunggu tak juga datang. Mungkin ayahnya belum mendapatkaan uang untuk dikirim. Biasanya jika terlambat ibunya berusaha mencari pinjaman dan membayarnya dengan hasil mencuci dan menyetrika baju tetangga. Kini ayah dan ibunya tidak ada, secara otomatis Yunuslah yang bertanggung jawab untuk menapkahi adik-adiknya.

Malam kian larut. Yunus menatap kedua adiknya yang tertidur lelap. Tiba-tiba Azis terbangun dan mulai menangis. Elsa yang tidur disampingnya segera bangun, diraihnya adiknya dan berusaha untuk membujuknya agar jangan menangis.

“Zis… kamu kenapa?” Elsa menatap Azis yang terus menangis.

“Kak… Azis laper, boleh tidak azis makan lagi..?” Azis merajuk

“Zis… nasi sama sayurnya kan sudah habis, tadi sore kamu habisin.” Jawab Elsa sambil menatap azis yang mulai menangis.Elsa dan Yunus saling bertatapan. Mereka nampak bingung, sementara Azis terus menangis. Elsa segera ke dapur mengambil minum.

“Zis… minum dulu yah.” Elsa membangunkan Azis dan memintanya untuk minum

“Tapi Azis gak mau minum, Azis mau makan.” Azis menolak untuk minum. Tapi Elsa berusaha menbujuknya.

“Sekarang minum saja dulu, besok pagi kakak masak sop buat Azis.” Elsa mendekatkan gelas ke mulut Azis. Azis dengan perlahan membuka mulutnya dan meneguk air yang diberikan Elsa.

Setelah meminum segelas air Azis merasa lebih baik, namun tetap saja tidak bisa mengobati rasa laparnya. Sore tadi dia hanya makan nasi dan sop sisa pagi yang tinggal sedikit. Elsa dan Yunus bahkan tidak makan nasi. Mereka hanya makan ikan yang didapat dari sungai. Tangis Azis terus terdengar, Elsa segera mengendongnya dan berjalan modar-mandir diruang tengah. Setelah beberapa saat tangis Azis mereda, kemudian tertidur kembali.

Yunus mendekati Elsa dan menurunkan Azis dari gendongan adiknya. Hatinya merasa sedih. Dengan perlahan di tidurkannya Azis. Dia berjanji besok akan mencari pinjaman ke tetangga untuk membeli beras dan membeli sup yang di minta Azis. dia berharap wabah covid-19 segera berlalu. Dan kondisi segera membaik seperti semula.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru dan Media sosial

SETIA SELAMANYA

BAHAYA KOPI DAN ROKOK