TAHAPAN PENULISAN BUKU
TAHAPAN PENULISAN BUKU
Untuk membuat sebuah buku, setiap penulis mempunyai cara yang berbeda-beda. Penulis akan mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan keinginannya. Hal ini berlaku bagi penulisan naskah fiksi, Non Fiksi maupun faksi.
Setiap jenis tulisan memiliki ciri yang khas. Semua orang bisa menguasai jenis tulisan apa pun. Pada dasarnya keterampilan menulis adalah kecerdasan linguistik. Kecerdasan bisa lahir dari kehendak (niat), lalu turun menjadi kebiasaan, terus diasah akan menjadi keterampilan.
Pada umumnya ada 3 tahap yang dilakukan dalam penulisan buku yaitu:
1. Pasti tahap persiapan
Dalam menyusun perencanaan penulisan buku ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Menentukan jenis tulisan, dalam hal ini penulis akan menggarap tulisan Fiksi, non fiksi atau faksi. Bentuknya: siaran pers, advertorial, artikel, feature, surat pembaca, buku dan lain-lain.
- Menentukan sasaran pembaca, seperti:anak-anak, remaja, dewasa, pria, wanita, unisex, spesialis atau umum.
- Menentukan gaya penulisan, misalnya: formal atau non formal, serius atau popular atau hanya mengenalkan cara pengemasan naskah baru.
- Menentukan penerbitan yang dipakai, misalnya:In-House Media atau Eksternal media (Mass Media).
- Menentukan waktu, misalnya: Target atau deadline naskah harus selesai, momentum penerbitan naskah, ketebalan naskah dan tingkat kesulitan.
- Menentukan biaya, berupa: Referensi yang diperlukan, alat dan bahan seperti: kertas, tinta, computer dan lain-lain.
- Menentukan riset, berupa: wawancara dengan pakar atau objek, percobaan atau study pustaka.
Dalam tahap persiapan penulisan buku meliputi:
- Pengumpulan referensi/pustaka yang disesuaikan dengan tema yang dipilih. Ini berlaku untuk naskah non fiksi dan faksi.
- Observasi jika diperlukan, baik pada naskah fiksi, non fiksi maupun faksi.
- Jadwal penulisan agar kita lebih konsisten dalam menulis. Tempat yang nyaman untuk menulis. Dan yang paling penting adalah menjaga Mood dalam menulis agar stabil dan tulisan segera terbentuk.
2. Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini merupakan inti dari penulisan yaitu Mulai Menulis Buku. Penulisan harus sesuai dengan tema dan outline / daftar isi yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah:
- Setelah semua bahan sudah terkumpul maka menulislah
- Jangan hiraukan gangguam yg ada, teruslah menulis
- Jangan berhenti menulis selama ide kita mengalir dengan deras
- Usahakan hindari hal-hal yg mengganggu pro
- Jangan merevisi sebelum tulisan selesai
Tahap ini merupakan tahap akhir pada penulisan buku. Biasanya pada tahap ini merupakan tahap terlama karena kita harus membaca berulang- ulang naskah kita untuk mendapatkan hasil tulisan yang sesuai
- Revisi Judul, Jika judul sementara kurang sreg, apakah mungkin diubah
- Revisi Intro, Biasanya penulis pemula suka memulai tulisan secara bertele-tele
- Revisi Komposisi, Susunan penulisan artikel harus baik, jangan berantakan
- Revisi Akurasi dan Relevansi Data, Telitilah bila mengutip nama, jabatan, tanggal, tempat, dll
- Revisi Ejaan dan Istilah Teknik
- Revisi Gramatika, Jangan abaikan soal EYD
- Revisi Bobot & Substansi Materi Tulisan, Kita menulis utk menunjukkan kapasitas kita
- Asumsi Dampak yg Diharapkan, Penulis selalu menghendaki feedback yg baik dari pembaca lain
Editing dapat dilakukan secara mandiri
(swaediting), dengan bantuan editor dari penerbit atau juga dapat meminta bantuan
beberapa teman untuk memberikan kritikan dan kekurangan naskah.
Dalam membuat tulisan ada bebeerapa hal yang tidak disukai oleh pembaca antara lain
- Tulisan bertele-tele
- Alur acak-acakan
- Isi menggurui, meniru/plagiatMenggunakan jargon/istilah-istilah yang sulit dimengerti
- Ditulis dengan kalimat panjan, ideal 8 -12 kata, bila lebih gunakan tanda baca yang benar.
Hal paling penting lainnya untuk
memulai penulisan adalah Ide. Banyak
calon penulis mengeluh tidak ada ide atau buntu ide dalam menulis, padahal ide
tersebut sebenarnya ada banyak di sekitar kita
Ini adalah beberapa contoh sumber ide
yang dapat dijadikan bahan untuk sebuah tulisan. Karena hal paling Mudah adalah
Menulis Apa Yang Terjadi Pada Diri Kita.
Dengan begitu, karena kita sendiri yang mengalami, maka kita akan lancar dalam
menuangkannya menjadi sebuah tulisan
Tulislah apa yang menarik menurut
kita, yang kita kuasai, yang kita alami, yang kita rasakan, yang kita dengar,
yang kita lihat. Maka tulisan itu akan mengalir dengan sendirinya karena
semuanya itu kita alami sendiri, bukan hasil pengalaman orang lain. Menulis
paling mudah adalah menulis berdasarkan pengalaman diri sendiri. Ini sama
halnya ketika kita menulis diary waktu masih remaja dulu
Beberapa hal yang menjadikan kita gagal memulai sebuah tulisan :
- Adanya rasa ragu
- Adanya rasa malu atau khawatir, takut tulisannya jelek,takut tulisannya diolok2 dan
- Tidak konsisten dalam jadwal penulisan. Kita tentunkan jadwal menulis terlebih dahulu, tepati jadwal tersebut, maka tulisan akan selesai. Jika tidak ditepati, maka karya akan semakin lama selesai bahkan tidak terselesaikan.
- Tidak ada niat kuat untuk menulis. Niat kuat sangat penting karena dengan niat kuat maka kita akan semakin bersemangat untuk terus berkarya apapun penghalangnya
Keempat hal tersebut yang biasanya
menjadi Penghalang seseorang dalam
menulis. Buang jauh-jauh hal-hal tersebut. Agar buku solo kita segera terbit
dan terwujud.
Komentar
Posting Komentar