Ojeg Impian

 "OJEG IMPIAN"

Sore yang panas. Gita berjalan tergesa memasuki sebuah minimarket. Beberapa barang yang dia butuhkan tidak ditemukan di toko langganannya. Terpaksa dia mencarinya di tempat lain. Sampai dipintu Gita segera membukanya. Saking buru-burunya dia tidak menyadari seorang laki-laki keluar dan hampir saja membentur pintu yang dibuka Gita.

“Maaf…” Gita terkejut, spontan kata-kata itu keluar dari mulutnya. Laki-laki itu tersenyum mengangkat tangan kanannya dan mendorong pintu lebar-lebar untuk Gita.

“Terimakasih..” Gita balas tersenyum dan melangkah masuk. Belanja di minimarket harus buru-buru. Jika tidak Gita akan tergiur untuk membeli barang lain yang tidak dia perlukan. Yang tentu saja akan menguras uangnya.

Setelah menemukan barang yang dicari Gita segera ke kasir. Selesai membayar belanjaan Gita keluar dan menunggu angkot yang menuju rumahnya. Namun hampir 15 menit angkot tak juga datang. Dengan terpaksa Gita memanggil ojeg. Setelah tawar menawar harga, Gita segera naik, barang-barang disimpannya didepan dan sebagian dipegang. Ojeg pun melaju dijalanan yang ramai.

Baru saja beberapa meter berjalan, tiba-tiba mesin motor berhenti. Tukang ojeg segera menstater kembali motornya, namun motor tak juga hidup.

“Neng… maaf tolong turun dulu, saya harus menyalakan kick stater kayaknya akinya mati.” Pinta tukang ojeg. Dengan malas Gita turun. Tukang ojeg segera memasang standar tengah dan mulai menyela motornya. Namun motor tak juga menyala.

“Gimana bang… kok gak nyala?” Gita mulai tak sabar.

“Sebentar ya neng…”, tukang Ojeg membuka jok motor dan memeriksa tangki bensin.

“Neng … tunggu sebentar yah, bensinnya habis.” Sambil menutup kembali jok motor.

“Ya abang gimana sih? Jauh gak ngisi bensinnya?” Gita cemberut.

“Di depan neng… tunggu bentar ya.” Tukang ojeg menuntun motornya menuju warung yang menjual bensin eceran. Tempatnya memang tidak terlalu jauh. Gita segera mencari tempat untuk berteduh. Hatinya kesal dia pasti terlambat sampai di rumah.

Tidak berapa lama tukang ojeg datang. Dia bergegas menghampiri Gita dan membawa belanjaan yang Gita simpan di depan.

“Bang… kok jalan, motornya mana?” Gita menatap tukang ojeg heran.

“Maaf neng motornya mogok beneran, neng cari ojeg yang lain aja yah.” Jawab tukang ojeg sambil memberikan belanjaan Gita.

“Ya udah deh…” dengan cemberut Gita menerima barang belanjaannya. Gita segera melangkah dan mencari ojeg lain. Namun yang dicari tak juga tampak. Gita terus berjalan, tangannya terasa panas mengangkat barang belanjaan yang lumayan banyak.

Tiba-tiba bruugg.. beberapa barang belanjaannya jatuh. Rupanya plastik yang dipakai untuk mengangkat barang tak kuat menahan belanjaan yang terlalu berat. Dengan cepat Gita mengambil barang-barang yang terjatuh. Untung saja isinya tidak tumpah karena masih terbungkus plastik.

Sedang asyik mengambil barang-barang yang terjatuh. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depannya.

“Ojek yah… anter saya ke jalan Veteran no. 5, tapi bantuin dulu ngambil barang-barang ini.” Gita bersorak senang, tangannya sibuk mengambil barang-barang yang terjatuh. Seseorang turun dari motor, dan membantu Gita mengambil belanjaan yang berserakan. Gita memasukan barang-barang itu ke plastic yang talinya sudah dia ikat biar tidak putus. Setelah semuanya diambil, Gita menyimpan barang itu di bagian depan motor.

“Ayo bang jalan…” Gita segera naik. Pemilik motor segera menghidupkan mesin dan mulai menjalankan motornya ke alamat yang Gita minta. Setelah sampai Gita segera mengambil barang belanjaan dan membayar ongkosnya.

“Gak usah, saya bukan ojeg.” Jawab pengendara sambil membuka helmnya. Gita bengong tampak senyum manis laki-laki yang tadi  bertemu di minimarket.

“Hey… kok bengong?” laki-laki itu tersenyum menatap Gita.

“Maaf saya kira tukang ojeg.” Suara Gita terdengar pelan, wajahnya memerah.

“Kenalkan.. aku Reno, kita ternyata satu komplek. Tempatku gak jauh dari sini kamu no. 5 aku no. 20.” Sambil mengulurkan tangannya. Gita menerima tangan Reno sambil menyebut namanya.

“Gita… tapi aku gak pernah lihat kamu? Apakah kamu orang baru di sini?” Gita penasaran, dia memang tidak pernah melihat Reno.

“Aku baru di tempat ini, kebetulan aku diterima kerja di sini sebelum dapat tempat tinggal, untuk sementara aku numpang pada paman.”

“Oh.. begitu.” Gita manggut-manggut.

“Terimakasih sudah bantuin, masuk dulu yuk….!” Lanjut Gita.

“Maaf aku buru-buru, lain kali saja. Aku sudah tahu rumah kamu kapan-kapan aku boleh main kan?” Reno tersenyum menatap Gita. Gita mengangguk sambil tersipu malu. Reno kembali menjalankan motornya. Gita menatap kepergian Reno, hatinya berdebar ada bunga-bunga indah dihatinya. Harapan yang muncul begitu saja bersamaan dengan kehadiran Reno.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A. MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

SEGITIGA RESTITUSI