5. Perlawanan terhadap kolonialisme dan Imperialisme.

a.       Perlawanan terhadap persekutuan Dagang

1.       Sultan Baabullah mengusir Portugis

Terjadi Karena kecongkakan portugis saat melakukan kongsi dagang di Tidore.  Pada tahun 1565 dibawah pimpinan sultan Hairun, portugis terdesak dan menawarkan perundingan. Namun pada saat perundingan sultan Hairun ditangkap dan dibunuh. Perlawanan dilanjutkan oleh anaknya sultan Baabullah dibantu oleh kerajaan Ternate, portugis berhasil diusir ke Ambon, kemudian dikalahkan oleh VOC dan menyingkir ke Timor Leste.

2.       Perlawanan Aceh (1607-1639) 

Dilakukan oleh sultan Iskandar Muda untuk mengusir portugis. Walaupun belum berhasil tetapi Aceh masih berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.

3.       Perlawanan kerajaan Gowa di sulsel

Dilakukan oleh sultan Hasanudin yang dikenal dengan sebutan “Ayam Jantan Dari Timur”. Ini terjadi berawal dari adanya perselisihan antara kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. VOC memberikan dukungan terhadap kerajaan Bone. Sultan Hasanudin dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya yang isinya:

  1. Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makasar
  2. Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar
  3. Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar Makassar
  4. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

4.       Serangan Mataram terhadap VOC

Mataram adalah kerajaan besar di Jawa Tengah. Keberadaan VOC sangat membahayakan Mataram. Pada tahun 1628 serangan pertama dilakukan Mataram ke Batavia, namun gagal karena kurangnya perbekalan. Serangan kedua tahun 1629 dilakukan inipun gagal karena Belanda menghancurkan lumbung padi persediaan Mataram.

 

b.      Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda

1.       Perang Saparua di Ambon

Perang ini dipimpin oleh Thomas Matulesi (Pattimura) pada tahun 1817 berhasil merebut benteng Belanda serta membunuh Residen Van Den Berg. Dalam perlawanan itu turut pula seorang pahlawan wanita bernama Cristina Martha Tiahahu putri tunggal dari Paulus Tiahahu.

2.       Perang paderi di Sumbar (1821-1838)

Ini berawal dari keinginan kaum paderi (kelompok pembaharuan islam yang ingin memurnikan ajaran islam) ditentang oleh kaum adat (Kaum penghulu) yang dimanfaatkan oleh Belanda. Belanda membantu kaum adat memerangi kaum paderi. Perlawanan ini terjadi tahun 1821. Kaum paderi dipimpin oleh tuanku imam bonjol (M. Syahab). Belanda terdesak karena sedan menghadapi perlawanan pangeran diponegoro di pulau Jawa. Belanda mengajak kaum paderi berdamai dan berkonsentrasi untuk menghadapi perlawanan di pulau Jawa. Kaum adat mendukung kaum paderi namun dengan menerapkan system pertahanan  benteng stelsel belanda akhirnya menang. Tuanku imam bonjol ditangkap dan diasingkan ke priangan kemudian ke ambon dan terkahir ke menado hingga wafat tahun 1864.

3.       Perang Diponegoro (1826-1830)

Perang diponegoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi belanda. Perang ini dipicu oleh berbagai peristiwa yang membuat rakyat marah. Saat membangun jalan baru Belanda dan patih Danurejo memasang patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Kemudian patok-patok tersebut di cabut oleh pengikut Diponegoro dan perangpun tidak bisa dihindarkan. Pada tanggal 20 Juli 1825 Tegalrejo yang menjadi basis pertahanan pangeran Diponegoro direbut dan dibakar oleh Belanda. Diponegoro meninggalkan kota dan menyusun strategi untuk mengusir Belanda. Belanda melancarkan strategi untuk menghentikan perang dengan mengajak berunding dan menangkap pangeran Diponegoro dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makasar dan wafat tahun 1855.

4.       Perang Aceh(1873-1904)

Aceh adalah wilayah nusantara terakhir yang jatuh ketangan Belanda. Ini disebabkan Aceh memiliki kekuatan militer yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Berawal dari perjanjian Traktat London yang menyebutkan Sri Lanka kepada Inggris, dan belanda mendapat ha katas Aceh. Belanda berusaha menyerang istana dan membakar masjid Baiturrahman yang menjadi benteng pertahanan Aceh 5 April 1873. Semangat jihad berkobar dan Jendral Kohler terbunuh dan meninggal dekat pohon yang diberi nama pohon Kohler.  Kemudian Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar untuk mempelajari bagaimana cara mengalahkan rakyat Aceh. Setelah belajar di Arab Dr. Snouck Hurgronye memberi saran untuk tidak menggunakan kekerasan mengingat semangat jihad rakyat Aceh sangat tinggi. Maka digunakanlah politik adu lomba antara kaun bangsawan dan kaum ulama. Taktik ini berhasil. Pahlawan yang gugur di  Aceh: Teuku Umar(1899), Sultan Mohammad Daudsyah(1903), panglima Polem Muhammad Daud(1903), Cut Nyak Dien (1906) dan Cut Meutia (1910).

5.       Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara

Perlawanan dilakukan oleh Sisingamangaraja XII pada tahun 1877. Untuk menghadapi perang Batak, Belanda menarik pasukan dari Aceh. Kapten Cristoffel berhasil mengepung benteng Sisingamangaraja di Pakpak. Kedua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi ikut gugur. Tapunuli berhasil dikuasai Belanda.

6.       Perang Banjar di Banjar Masin (Kalimantan Selatan)

Terjadi antara tahun 1859-1905. Berawal ketika Belanda campur tangan dalam urusan pergantian raja di kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada pangeran Tamjidillah yang tidak disukai rakyat. Perlawanan dilakukan oleh prabu Anom dan pengeran Hidayat. Pada tahun 1859 pangeran Antasari memimpin perlawanan setelah prabu Anom ditangkap belanda. Pangeran Antasari dapat di desak dan tahun 1862 pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan Banjar di Kalimantan.

7.       Perang Jagaraga di Bali ( 1848 –  1949)

Perang ini berawal ketika Belanda dan kerajaan di Bali bersengketa tentang hak tawan karang yang menyatakan bahwa setiap kapal yang kandas di Bali menjadi hak penguasa di daerah tersebut. Ketika raja Buleleng menyita 2 kapal Belanda. Belanda meminta untuk dikembalikan namun raja Buleleng tidak menerima tuntutan itu. Belanda menyerang Buleleng dan raja Buleleng menyingkir ke jagaraga dibantu oleh kerajaan Karangasem. Tahun 1849 Belanda berhasil menguasai Gianyar dan Klungkung. Pada tahun 1906 seluruh kerajaan di Bali dapat dukuasai setelah rakyat melakukan perang habis habisan sampai mati, yang dikenal dengan perang puputan Jagaraga.

Setelah membaca materi di atas, jawablah pertanyaan berikut:

  1. Perlawanan terhadap persekutuan Belanda di Sulawesi dilakukan oleh siapa dan sebutkan nama laian yang menunjukan ketangguhannya?
  2. Perang terbesar di Jawa dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, Jelaskan latar belakangnya?
  3. Apa yang dimaksud dengan perang puputan dan jelaskan latar belakang terjadinya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru dan Media sosial

SETIA SELAMANYA

BAHAYA KOPI DAN ROKOK