SANG IDOLA
Raihan
berjalan tenang memasuki ruang kelas. Ini adalah kali ke-dua Raihan mengikuti
Mata kuliah pak Arip. Malas sebenarnya mengikuti kuliah ini. Bagi Raihan ini
sesuatu yang dibencinya. Gengsi rasanya harus bersama anak-anak ABG yang baru
masuk kuliah. Namun apadaya dia mendapatkan nilai D dan terpaksa mengulangnya.
Tiba-tiba
Braaak… seseorang menabraknya dari belakang. Raihan terdorong dan hampir saja membentur
tangga di depannya. Seketika Raihan berbalik. Tangannya mengepal dan tinjunya
hampir saja mengenai sasaran. Namun segera ditariknya.
Gadis
itu berjongkok dan merapihkan bukunya yang berantakan. Satu kata yang terucap
dari bibirnya “Maaf”. Raihan hanya terdiam. Jika saja dia laki-laki mungkin
tinjunya sudah mendarat di wajahnya.
Tergesa
gadis itu menaiki tangga. Raihan menatap
gadis itu. Hatinya masih kesal. Namun segera melanjutkan langkahnya menuju ruangan
dimana mata kuliah pak Arif berlangsung.
Dengan
santai Raihan mengetuk pintu dan membukanya. Pak Arif sudah berdiri didepan
pintu. Raihan meminta ijin untuk masuk. Dengan ramah pak Arif mempersilahkan
Raihan untuk duduk.
Raihan
melangkah menuju kursi kosong dideretan depan. Sudah menjadi kebiasaan para
mahasiswa lebih senang duduk dibelakang. Terdengar riuh ditelinga Raihan.
Sepertinya para mahasiswi sedang asyik membicarakan dirinya.
Pak
Arif berusaha menenangkan dan melanjutkan
kembali materinya. Materi yang sama yang pernah Raihan terima tahun lalu.
Raihan berusaha focus namun tetap saja terdengar tawa riuh para mahasiswi itu.
Tidak
heran para mahasiswi itu riuh. Raihan mahasiswa fakultas ekonomi semester 6.
Mahasiswa favorite di kampus. Para mahasiswi berlomba mendapatkan perhatian
Raihan. Raihan sang vokalis sebuah band ternama di kota itu. Selain kaya,
Raihan menjadi idola para gadis.
Selang
beberapa menit pintu kembali di ketuk. Pak arif segera mempersilahkan masuk.
Raihan menatap pintu. Dan muncullah seseorang yang di kenalnya. Gadis yang tadi
hampir membuatnya terjatuh. “Maaf pak saya terlambat, barusan saya salah masuk
kelas…”,Ucap gadis itu sambil tertunduk.
Pak
Arif hanya tersenyum dan mempersilahkan untuk duduk. Gadis itu segera duduk di
samping Raihan. Raihan memperhatikannya. Wajah gadis itu polos tanpa riasan.
Rambutnya diikat seadanya. Pakaian kemeja kotak-kotak lengan panjang dengan
celana jeans. Sepatu tanpa hak. Sungguh tidak menarik pikir Raihan.
Sepertinya
gadis itu merasa kalau di perhatikan. Dia hanya tertunduk dan berusaha mencatat
penjelasan pak Arif. Raihan mulai merasa bosan. Dia pun berusaha menengok ke
belakang. Dan terlihat seorang gadis cantik tersenyum. Raihan mulai melirik
gadis itu dan berkali-kali menengok ke belakang.
Sedang
asyik bermain mata dengan gadis di belakangnya. Raihan dikejutkan oleh
pertanyaan pak Arif. Raihan kebingungan apa yang harus dia jawab. Tiba-tiba
gadis disampingnya membuka buku. Tangannya menunjuk sebuah tulisan yang
dilingkari. Segera Raihan membacanya dan ternyata itu jawaban dari pertanyaan
pak Arif.
Raihan
bernapas lega. Pertanyaan itu dijawabnya dengan benar. Namun pak arif berpesan
agar Raihan lebih fokus. Raihan hanya mengangguk. Raihan melirik gadis di
sampingnya. Ingin berterimakasih tapi gadis itu fokus ke depan dan tak menoleh
sedikitpun.
Pelajaran
berakhir Raihan segera bangkit. Baru saja berdiri beberapa mahasiswi memburu
dan meminta photo bersama. Raihan hanya tersenyum dan berusaha ramah.
Setelah
berphoto, Raihan berusaha mencari gadis
yang tadi duduk disampingnya. Namun tak ditemukannya. Raihan segera berjalan
menuju parkiran. Menghidupkan mesin mobil dan segera melaju meninggalkan
kampus.
Penulis,
Yuningsih, S.E
Guru IPS di SMPN 2 Pebayuran kabupaten Bekasi
Komentar
Posting Komentar