MENGAPA HARUS TANTE RANI

 

Vira bersandar dibahu Reihan. Hamparan bunga bermekaran dihadapannya. Suara burung terdengar merdu. Semilir angin menyentuh pepohonan. Alam seakan bernyanyi untuknya. Reihan melingkarkan tangannya dibahu Vira. Semesta serasa milik mereka.

Tiba-tiba  pintu diketuk. Suara Tiara terdengar dibalik pintu. Reihan bukannya bangun malah menarik selimut dan kembali tidur.

“Rei… bangun, kita harus cepet berangkat”.

Suara kak Tiara  pelan. Tapi Reihan belum juga terbangun. Pintu kamar pun diketuk cukup keras.

“Ya… sebentar”.

Reihan segera membuang selimutnya, melirik ke jam disamping masih jam 03.00. Suara yang barusan di dengar apakah dia masih mimpi. Terdengar pintu kembali pintu di ketuk, kak Tiara memanggilnya.  Reihan segera bangkit dan membuka pintu. Tiara langsung masuk. Reihan nampak bingung dia tidak mengerti mengapa kakaknya datang sepagi ini.

“Ada apa kak, …?”.

“Ayo cepet bersiap, kita segera keluar nanti kakak ceritakan di mobil, kakak tunggu di luar yah..”.

Tiara segera meninggalkan Reihan yang masih bengong. Mimpi indahnya buyar seketika. Reihan segera ke kamar mandi.

“Kak…aku ijin dulu sama Mamah yah”.

Reihan segera berbalik untuk meminta ijin  mamahnya. Namun Tiara segera menarik dan melarang Reihan membangunkan Mamah.

“Gak usah… ijin lewat telpon saja”.

Sebagian penghuni rumah masih terlelap. Mereka segera berjalan menuju mobil yang diparkir agak jauh dari rumah.

“Kak… sebenarnya ada apa? Dan mau kemana kita?”, Reihan masih bingung dengan kedatangan Tiara.

“Kakak sengaja membawa kamu pagi-pagi untuk menyelidiki Papah”.

“Apa…  Papah kenapa Kak…?”, Reihan tampak kaget.

“Nanti juga kamu tahu..”, Tiara memacu mobilnya lebih cepat.

Reihan hanya diam, dia mulai memperhatikan jalan yang dilalui, masih sepi hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Reihan nampak semakin bingung ketika mobil mengarah ke daerah Bogor.

“Kak… kita sebenarnya mau kemana?, kita sudah memasuki daerah Bogor, ada apa sebenarnya?”, Reihan mulai gelisah.

Tiara semakin mempercepat mobilnya. Jalan yang dilalui semakin sepi, di sepanjang jalan terlihat rumah-rumah yang sederhana, sepertinya mobil mengarah ke perkampungan.

Adzan subuh terdengar di sebuah mushola kecil. Tiara menghentikan mobilnya dan segera keluar dari mobil.

“Kita sholat di sini saja, ayo cepet Rei…”.

Tiara membuka dashboard dan mengambil mukena. Reihan segera keluar dan mengikuti Tiara menuju moshola. Selesai sholat Tiara kembali memacu mobilnya.

Jalanan yang dilalui semakin sempit. Mobil berjalan sedikit lambat. Setelah setengah jam mobil berhenti.

“Kamu perhatikan rumah di sebrang sana..!”.

Tiara menunjuk sebuah rumah berwarna putih yang ada di sebrang jalan. Reihan mengalihkan pandangannya ke rumah itu. Tak ada yang istimewa, terlihat biasa dan sederhana.

Reihan baru saja mau bertanya, tiba-tiba sebuah mobil keluar dari rumah itu. Reihan memperhatikan Sepertinya dia tidak asing dengan mobil itu.

Dari dalam rumah keluar seorang perempuan dan laki-laki yang sangat Reihan kenal. Reihan menatapnya tidak percaya. Perempuan itu membawa tas berjalan mesra disamping seorang laki-laki. Setelah sampai di mobil dia memberikan tas itu dan mencium tangan laki-laki disampingnya. Laki-laki itu mencium keningnya sambil mengelus perutnya.

Reihan segera membuka pintu mobil, namun Tiara menarik tangannya dan meminta Reihan untuk tenang.

“Kita tunggu sampai mobil itu jauh”, kata Tiara.

Setelah mobil menjauh Reihan dan Tiara segera keluar. Berjalan mendekati rumah dan mengetuk pintunya. Pintu terbuka seorang perempuan muncul. Wajahnya nampak tegang saat melihat Reihan dan Tiara. Bersambung


Penulis, 

Yuningsih

NPA: 10111300311

#Menulis PGRI ke-19





Komentar

Postingan populer dari blog ini

A. MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

SEGITIGA RESTITUSI