UPAYA MENGHINDARI KEKERASAN BERBASIS GENDER ONLINE (KBGO)

 


Masa pandemi  yang melanda tanah air, telah memaksa semua kegiatan dilakukan secara online. Tidak terkecuali dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di pilih untuk menghindari penyebaran covid-19 di lingkungan sekolah. Anak- anak terpaksa melakukan pembelajaran daring dengan menggunakan media gadget dan jaringan internet.

Jaringan internet sangat diperlukan dalam pembelajaran jarak jauh. Anak-anak mendapatkan informasi dengan cepat dan tepat untuk bahan pembelajaran. Mereka bisa mencarinya di google, you tube bahkan di media social ( Face book, instagram, twiter, watshap, dan lain-lain). Namun penggunaan dan perkembangan teknologi informasi, serta populernya media sosial, telah menghadirkan bentuk-bentuk baru kekerasan berbasis gender.

Kekerasan berbasis gender online (KBGO) adalah tindakan kekerasan dengan niat atau maksud melecehkan korban berdasarkan gender atau seksual di ranah online (Dunia Maya). Biasanya yang menjadi korban adalah perempuan yang seringkali menggunakan tubuhnya untuk dijadikan objek pornografi. Salah satu bentuk kejahatan yang sering dilaporkan adalah penyebaran foto atau video pribadi di media sosial atau website pornografi.

Bagaimana KBGO bisa terjadi?

Saat hendak melakukan KBGO, pelaku biasanya sudah membuat strategi agar korban percaya. Dengan memalsukan identitas dan foto profil, pelaku mengajak korban berkenalan melalui social media dan saling bertukar nomor kontak dan foto. Informasi yang diberikan korban kemudian dimanfaatkan para pelaku untuk meminta korban melakukan apa yang mereka inginkan. Bila permintaan tersebut tidak dipenuhi, pelaku biasanya mengancam akan menyebarkan foto dan identitas korban ke platform online

Bagaimana cara mencegah KBGO?

Untuk mencegah KBGO ada beberapa tips yang harus dilakukan yaitu:

  1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik, Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik  untuk melindungi diri di dunia maya.
  2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi, Sesuaikan pengaturan privasi untuk data pribadi, seperti: nama, foto, nomor ponsel, lokasi (geo-tag atau location sharing).
  3. Ciptakan password yang kuat dan nyalakan verifikasi login, Menggunakan password yang kuat dan melakukan verifikasi 2 langkah (2-Step Verification ) untuk menghindari adanya peretasan akun media social,  hal ini juga berlaku untuk email pribadi.
  4. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing), Lokasi pada waktu nyata atau lokasi yang sering dikunjungi dapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat, misalnya penguntit (Stalking)
  5. Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadi, Seringkali, pelaku kekerasan berbasis gender online dan offline adalah orang-orang terdekat. Untuk itu, perlu untuk memasang dan menjaga kerahasiaan pin atau password pada gadget, terutama yang menyimpan data-data pribadi.

Banyaknya kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) pada anak-anak harus menjadi perhatian semua pihak, baik orang tua, lembaga pendidikan maupun instansi yang terkait, agar kejadian yang sama tidak terulang.

 

 

Reference:

 

Safenet. (2019, November). Memahami dan menyikapi Kekerasan Gender Berbasis Online. Retrieved november 28, 2020, from safenet.or.id: safenet.or.id

 

Kumparan. (18, september 2020). Kekerasan berbasis Gender Online yang perlu di waspadai saat kencan Online. Retrieved November 28, 2020, from kumparan.com: https://kumparan.com/kumparanwoman/kekerasan-berbasis-gender-online-yang-perlu-diwaspadai-saat-kencan-online-1uE0JV9al15/full

 

 

Profil penulis,

   Yuningsih, S..E

Lahir di Bekasi 02 Februari 1977 guru IPS di SMPN 2 Pebayuran kabupaten Bekasi.     

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

A. MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

SEGITIGA RESTITUSI