MASIH RAGU UNTUK MENULIS…?

Kata orang menulis itu susah, apalagi merubah tulisan menjadi sebuah buku. Mitos itu muncul ketika ingin memulai sebuah tulisan. Apalagi ketika membaca tulisan-tulisan hebat karya mereka yang sudah lama berkecimpung dibidangnya. Ada rasa ragu dan tidak percaya diri, mungkinkah bisa membuat tulisan bagus seperti mereka ..? Rasanya  sudah terlambat  apalagi saat usia sudah tidak lagi muda. Butuh motivasi lebih agar kembali bergairah untuk menulis.

Materi ke-8 pelatihan menulis bersama Omjay membuat semangat dan gairah menulis kembali bangkit, ada secercah harapan untuk mencoba sesuatu yang baru. Sesuatu yang sama sekali belum dicoba dan tak pernah terlintas sedikitpun. Bapak  Edi S.Mulyanta narasumber hebat yang mampu mengembalikan semangat  menulis,  Beliau adalah Manajer Operasional Penerbit ANDI.

Sebagai manager operasional, tugas beliau adalah mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar dan memberikan resume tema apa yang sedang menarik saat itu. Kemudian mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang ditemukan. Namun terkadang trend yang ditemukan dipasar kurang akurat, karena data yang didapat hanya  dari data-data histori pemasaran yang dilihat  tahun sebelumnya.

Untuk menemukan penulis yang sesuai dengan trend di pasar cukup sulit. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan  cara pandang  antara penulis dan penerbit. Penulis lebih ke konten yang dikuasai, sedangkan penerbit lebih banyak bobot pemasarannya. “Penulis terkadang telah melangkah lebih jauh dengan prediksi yang mungkin telah dipelajari sebelumnya,   sedangkan penerbit hanya mengamati trend yang ada dipasar saat itu. Melakukan link and match antara data history dan data trend ke depan perlu dilakukan,  Inilah pentingnya komunikasi antara calon penulis dengan calon penerbit”, ungkapnya.  

Bagi penulis pemula mungkin akan merasa kesulitan untuk mencari penerbit yang bisa menerbitkan tulisannya, karena setiap  penerbit mempunyai kriteria sendiri untuk tulisan yang akan diterbitkan. Untuk itu penting  menjelaskan maksud serta tujuan membuat sebuah tulisan kepada penerbit, ini akan membantu penerbit  mengambil keputusan dalam menerbitkan sebuah tulisan. “Setiap penerbit mempunyai idealisme masing-masing, terkadang Penerbit secara alamiah akan tersegementasi dalam kemampuan menelaah materi dan cara menjualnya”, Ungkap pak Edi.

Dalam penerbitan ada 2 organisasi penerbit yang diakui oleh pemerintah yang secara hukum diperbolehkan mengeluarkan buku ISBN di bawah Perpustakaan Nasional yaitu:

  1. IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) yaitu penerbit dan percetakan yang murni mencari keuntungan, lebih mudah bergerak di pasar, karena terbitannya sangat luas dan mudah diterima berbagai kalayak, anggotanya  berjumlah  + 1000 penerbit.
  2. APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi). Yaitu penerbit yang lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai  dengan bidang keilmuan kampus lembaga pendidikan tinggi, target pemasarannya yaitu untuk lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada Tridarma Perguruan tinggi.

Istilah penerbit mayor dan penerbit Indie sering kali dipakai oleh para penulis untuk mempermudah mengenali penerbit. Istilah ini memberikan gambaran tentang skala produksi dan pemilihan kode nomor ISBN untuk buku yang akan diterbitkan oleh penerbit. Dengan melihat skala produksi dan kode nomor ISBN dari penerbit, calon penulis dapat memutuskan sendiri kemana naskah tulisan akan ditawarkan.

Penerbit ANDI merupakan anggota IKAPI yang skala produksinya temasuk Penerbit Mayor yang menerbitkan buku 60% adalah buku Perguruan Tinggi, Sisanya adalah buku Umum, Buku Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk menawarkan tulisan menjadi sebuah buku kepada penerbit ANDI, seorang penulis harus membuat proposal penerbitan. Adapun isi dari proposal penerbitan antara lain:

  1. Judul Utama Buku
  2. Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan ciri untuk mempermudah pencarian tema) Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari tulisan penulis.
  3. Outline lengkap naskah tulisan yang berbentuk Bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya.
  4. Target pasar sasaran tulisan penulis, misalnya buku ini untuk Guru, Murid, atau Orang tua, atau tulisan umum semua lapisan masyarakat
  5.  Curiicullum Vitae penulis dalam bentuk narasi. Ini bertujuan untuk menjelaskan keahlian penulis. Hal ini digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut

Setelah lengkap ke-5 hal tersebut, akan lebih baik lagi jika penulis menyertakan satu bab sebagai sampel. Sampel ini akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat  pemilihan kata (diksi) kalimat dan gaya penyampaian penulis. Hal ini sangat diperlukan untuk  menarik minat pembaca, karena pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya: Penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif.

Tahap yang penting selanjutnya adalah tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa yang meliputi teks dan gambar. Tahap ini akan meneliti seberapa besar penulis melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor penerbit ANDI yang berpengalaman dibidangnya. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, hal ini dilakukan lebih detail saat naskah telah diterima dan siap diterbitkan. Jika terjadi plagiasi di batas ambang yang ditentukan, naskah akan dikembalikan untuk revisi. Dan untuk naskah non fiksi sebaiknya selalu mencantumkan sumbernya agar tidak dianggap plagiasi.

Langkah akhir yang tidak kalah pentingnya, adalah membuat resume, abstract, atau calon sinopsi buku. Yang biasanya diletakkan di back cover buku. Sinopsis sebaiknya ditulis oleh penulis sendiri, jangan serahkan ke penerbit, karena penerbit biasanya tidak menguasai dengan detail materi naskah yang dibuat penulis. Untuk pengiriman naskah atau proposal  penulis dapat mengirimkan ke alamat penerbit ANDI dengan alamat email naskahandi@gmail.com

Satu hal yang menarik dari materi yang diberikan oleh Bapak Edi S.Mulyanta, “Banyak penulis yang menganggap dirinya masih pemula. Andrea Hirata yang sangat terkenal saat memasukkan naskah pertamanya ke penerbit pasti dihinggapi rasa minder yang sama dirasakan dengan bapak ibu sekarang. Naskah Andrea Hirata juga ditolak di sana-sini oleh penerbit Mayor, Minor. Jika melihat histori Andrea Hirata, tidak ada data yang tersimpan yang dapat dipelajari CV nya saat awal menawarkan naskah. Nah.. bisa bapak ibu bayangkan jika Andrea Hirata memutuskan untuk tetap menyimpan potongan-potongan tulisan Diarynya tersebut. Laskar Pelangi tidak akan menjadi sejarah terbitan buku yang melampaui rekor jumlah terjual bukunya saat ini”, ungkap pak Edi.

 “Jadi dapat bapak ibu berkaca dari Andrea Hirata yang fenomenal. Catatan tulisan Andrea Hirata Pra Laskar Pelang tidak ada jejak sama sekali, bagaimana penerbit dapat yakin kalau tulisan tersebut bisa meledak di pasaran. Memang buku best seller di Indonesia biasanya terjadi karena Blessing .. atau karunia... bukan karena By Design.. jadi kesempatan itu selalu ada..”, lanjutnya.

Sebuah contoh yang sangat menginspirasi, beliau juga menegaskan bahwa penerbit menbutuhkan penulis untuk kelangsungan penerbitannya. Jadi jangan pernah ragu untuk menulis, tidak ada penulis yang langsung mempunyai nama besar, mereka juga pernah menyandang sebutan Penulis Pemula. Masih ragu untuk menulis…. ? Mudah-mudahan bermanfaat.

 

 

Penulis,

Yuningsih, S.E

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A. MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

SEGITIGA RESTITUSI